
Bertemu Hiu Paus di Taliyasan dan Pulau Cantik Manimbora
Perjalanan mencari Hiu Paus
Adzan subuh berkumandang, kami bergegas menunaikan kewajiban sebagai seorang muslim lalu bersiap menuju dermaga untuk melanjutkan perjalanan. Kami berencana bertemu hiu paus di Taliyasan dan menikmati indahnya Pulau Manimbora. Tepat pukul 05:00 speedboat kami menyalakan mesinnya dan membawa kami ke tempat yang membutuhkan waktu tempuh sekitar 2 jam. Talisayan sebuah kecamatan di Kab. Berau yang terkenal dengan hiu paus, salah satu ikan besar di lautan. Kami penasaran bagaimana cara untuk bertemu dengan kawanan hiu paus ini yang notabenenya adalah hewan liar.
Menerjang ombak di pagi hari membuat tubuh berasa terombang-ambing, bagi kalian yang mudah mabuk laut, kami sarankan untuk sarapan dulu. Tak terasa 2 jam berlalu, terlihat dari kejauahan ada beberapa bangunan seperti rumah tapi ada di tengah lautan. Setelah kami mendekat ternyata bangunan tersebut adalah bagan, alat penangkap ikan. Rupanya, ketika kami datang para nelayan di bagan itu sedang mengangkat hasil tangkapan mereka. Sejurus kemudian beberapa Hiu Paus datang entah darimana, mereka tertarik dengan plankton dan ikan ikan kecil yang tertangkap oleh nelayan.
Total ada 5 ekor hiu paus yang mendekati bagan, kami pun takjub karena baru kali ini melihat hiu paus secara langsung. Guide mengajak kami untuk berenang bersama hiu paus, tetapi kami berenang bergantian agar hiu paus tidak panik. Selesai kami berenang bersama hiu paus kami pun beregagas menuju tempat berikutnya, Pulau Manimbora.
Pulau Manimbora
Pulau yang katanya mirip bikini bottom dalam serial nickledeon spongebob squrepants. Menurut saya pulau ini lebih mirip pulau dimana Jack Sparrow terdampar bersama Elizabeth Swann dalam film Pirates Of Carribean. Pulau ini kecil, dan memiliki pasir putih yang halus dan terhambur di pantai yang memanjang ke laut. Ketika kami menuju ke pulau ini terlihat banyak sekali ubur-ubur di tepi pantai sehingga membuat kami lebih berhati-hati ketika turun dari speedboat. Walau pulau ini kecil tetapi cukup bagi kami untuk berteduh dan menyantap bekal yang telah kami bawa. Selesai makan kami menncoba berkeliling pulau kecil ini. Tetapi kami terkejut melihat tulang manusia berserakan. kami sempat takut dan ingin segera pergi dari pulau ini, namun guide kami bercerita jika tulang itu sudah ada sejak dulu. Konon, tulang tersebut merupakan tulang nelayan yang meninggal di tengah laut dan dikubur di pulau tersebut. Setelah puas menikmati Pulau Manimbora kami bergegas menuju Labuan Cermin.